Di dalam rahim ibunya, Subadra, Abimanyu sudah bisa mendengar dunia luar. Suatu hari, ayahnya, Arjuna, mengajari Subadra tentang sebuah formasi perang mematikan bernama Cakrabyuha—sebuah lingkaran pertahanan yang sulit ditembus. Dengan tekun, Arjuna menjelaskan cara memasuki formasi itu. Namun, sebelum sempat mengajarkan cara keluar, Subadra tertidur. Abimanyu, yang mendengarkan dengan seksama, hanya mengetahui cara masuk, tetapi tidak tahu bagaimana meloloskan diri.
Setelah lahir, Abimanyu tumbuh menjadi pemuda gagah di bawah asuhan ibunya di Dwaraka dan bimbingan pamannya, Kresna. Ia mewarisi keberanian ayahnya dan kecerdasan para dewa. Ketika para Pandawa harus menjalani hukuman pengasingan selama 12 tahun, Abimanyu diasuh oleh Kresna, yang mengajarinya ilmu perang dan kebijaksanaan.
Setelah masa pengasingan berakhir, Arjuna—yang selama ini menyamar sebagai guru tari di kerajaan Wirata—menikahkan Abimanyu dengan Utari, putri Raja Wirata. Pernikahan ini memperkuat persekutuan Pandawa dengan kerajaan tersebut, persiapan penting jika perang melawan Korawa tak terhindarkan.
Perang di Kurusetra: Ujian Keberanian Abimanyu
Pertikaian antara Pandawa dan Korawa memuncak menjadi perang besar di Kurusetra. Abimanyu, meski masih sangat muda, turut berperang membela ayah dan pamannya. Ia adalah ksatria tangguh—setara dengan Arjuna—yang mampu melawan para kesatria besar Korawa seperti Drona, Karna, bahkan Duryodana sendiri.
Pada hari ketiga belas, Korawa mengeluarkan formasi Cakrabyuha. Sebenarnya, hanya Arjuna dan Kresna yang benar-benar menguasai cara menghancurkan formasi ini. Namun, pada hari itu, mereka sedang bertarung di medan lain. Tanpa pilihan, Pandawa menyerahkan tugas ini kepada Abimanyu—satu-satunya yang tahu cara masuk, meski tidak tahu cara keluar.
Dengan keyakinan bahwa para Pandawa akan membantunya keluar, Abimanyu menerobos Cakrabyuha dengan gagah berani. Sayangnya, Jayadrata—raja Sindhu yang diberkati Siwa—berhasil menghalangi Pandawa mengikutinya. Abimanyu pun terjebak sendirian di tengah musuh.
Gugurnya Sang Ksatria Muda
Meski sendirian, Abimanyu bertarung dengan keberanian luar biasa. Ia membunuh banyak kesatria Korawa, termasuk Laksmana, putra kesayangan Duryodana. Melihat anaknya tewas, Duryodana murka dan memerintahkan semua kesatria terkuat—Karna, Dursasana, Aswatama—untuk menyerang Abimanyu sekaligus.
Mereka melanggar aturan perang, menyerang Abimanyu secara tidak adil. Busurnya dihancurkan, keretanya dirusak, kuda dan kusirnya dibunuh. Tanpa senjata, Abimanyu bertahan dengan pedang dan roda kereta sebagai perisai. Namun, akhirnya, ia gugur setelah kepalanya dihantam gada oleh putra Dursasana.
Abimanyu tewas di usia muda, meninggalkan istri yang sedang mengandung. Anaknya, Parikesit, lahir setelah kematiannya dan menjadi satu-satunya keturunan Arjuna yang selamat dari perang.