Indonesia adalah negeri yang kaya—bukan hanya sumber daya alamnya, tetapi juga keragaman budaya dan semangat warganya. Namun, kekayaan saja tidak cukup. Kita butuh arah yang jelas, seperti kompas yang menuntun kapal besar bernama Indonesia menuju masa depan lebih baik.
Itulah mengapa Asta Cita (8 Cita-Cita) hadir sebagai peta jalan. Delapan poin ini bukan sekadar teks, tapi janji kerja nyata untuk mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat. Mari kita telusuri bersama!
1. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM)
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa.
Bayangkan Pancasila sebagai fondasi rumah. Tanpa fondasi kuat, rumah akan rapuh. Kita ingin nilai-nilai Pancasila—gotong royong, keadilan, toleransi—menjadi nafas sehari-hari. Misalnya, ketika kita menghargai perbedaan agama atau membantu tetangga yang kesulitan.
2. Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru
Mandiri di Segala Bidang
Dulu, kita impor beras dan energi. Kini, swasembada pangan dan energi jadi target. Bayangkan petani tersenyum karena hasil panen melimpah, atau panel surya di atap rumah warga desa. Ekonomi kreatif, hijau, dan biru (kelautan) adalah masa depan!
3. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur
Lapangan Kerja dan Infrastruktur
Rina, lulusan SMA di Sulawesi, dulu sulit cari kerja. Kini, dia jadi pengusaha batik online berkat pelatihan kewirausahaan. Jalan tol dan internet cepat membantunya mengirim pesanan ke seluruh Indonesia. Infrastruktur bukan sekadar aspal, tapi penghubung mimpi.
4. Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas
SDM Unggul: Dari Pendidikan hingga Olahraga
Adi, atlet paralimpik, bukti bahwa disabilitas bukan penghalang. Bersama program beasiswa dan puskesmas gratis, kita bangun generasi sehat, cerdas, dan berprestasi. Perempuan pun punya ruang setara di semua bidang.
5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri
Hilirisasi: Dari Bijih Nikel ke Baterai
Gali-emas-jual-mentah? Tidak lagi! Hilirisasi mengubah nikel jadi baterai lithium, sawit jadi kosmetik bernilai tinggi. Ini seperti menjual kue, bukan tepung mentah!
6. Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan
Membangun dari Desa
Desa Banyuwangi dulu terpencil, kini jadi destinasi wisata berkat dana desa. Ketika desa maju, ketimpangan menyempit. Ini cerita tentang nelayan yang kini ekspor rumput laut, atau ibu-ibu PKK yang jadi produsen keripik tempe.
7. Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba
Hukum yang Adil, Korupsi yang Terganjal
Korupsi seperti rayap. Tapi dengan sistem e-bupot dan pengadilan yang tegas, kita bisa memberantasnya. Bayangkan wajah bahagia warga ketika dana bansos tepat sasaran!
8. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan Makmur
Harmoni dengan Alam dan Budaya
Di Bali, subak (sistem irigasi tradisional) jadi warisan dunia. Kita jaga ini sambil kembangkan energi terbarukan. Toleransi beragama pun menjadi pondasi, seperti masjid dan pura yang berdampingan damai.