Dalam setiap dari kita, tersembunyi sebuah pencarian besar. Kita semua, seperti seorang ksatria yang berani, sedang mencari sesuatu yang paling berharga: diri kita sendiri.
Kisah legendaris Dewa Ruci adalah cerminan paling indah dari perjalanan ini. Cerita dimulai dengan Bima, seorang ksatria Pandawa yang perkasa, diperintah oleh gurunya untuk mencari "banyu perwitasari"—air kehidupan yang konon bisa memberikan kesempurnaan. Perintah ini terasa aneh, karena Bima harus mencarinya hingga ke dasar samudra yang paling dalam.
Bima, dengan tekad yang kuat, memulai perjalanannya. Dia tidak gentar menghadapi rintangan. Di sepanjang jalan, dia harus melawan dua raksasa dan seekor naga ganas—mereka adalah simbol dari godaan duniawi dan kelemahan batin yang seringkali menghalangi kita.
Setelah mengalahkan semua rintangan, Bima akhirnya tiba di dasar samudra. Di sana, alih-alih menemukan air suci, ia bertemu dengan sosok yang sangat kecil, mirip dirinya sendiri, bernama Dewa Ruci. Bima terheran, namun Dewa Ruci memerintahkannya untuk masuk ke dalam tubuhnya melalui telinga.
Dengan ragu, Bima melakukannya. Di dalam tubuh Dewa Ruci, Bima tidak menemukan kegelapan, melainkan sebuah dunia yang penuh cahaya. Ia melihat empat warna cahaya yang melambangkan nafsu dan emosi—merah, kuning, putih, dan hitam—yang selama ini ia lawan. Di tengah semua cahaya itu, Bima menemukan keheningan yang sempurna.
Kisah ini adalah metafora yang mendalam. Banyu perwitasari yang Bima cari bukanlah air suci di luar dirinya. Raksasa dan naga yang ia lawan bukanlah musuh fisik, melainkan nafsu dan ego yang harus ia taklukkan. Dan Dewa Ruci? Dia adalah Guru Sejati Bima, diri sejati yang selama ini bersemayam di dalam dirinya.
Melalui perjalanan ini, Bima menyadari bahwa kesempurnaan dan kebijaksanaan tidak ditemukan di dunia luar, melainkan dengan menaklukkan diri sendiri dan menemukan keheningan di dalam hati. Kisah Dewa Ruci mengajarkan kita bahwa pencarian terbesar dalam hidup bukanlah mengejar sesuatu, melainkan kembali ke rumah—kepada diri kita sendiri.
