Setiap hari, ia menulis. Di sudut kamar yang sunyi, jari-jemarinya menari di atas keyboard, atau bolpoinnya meninggalkan jejak di kertas kosong. Tapi semua itu berakhir di folder tersembunyi di laptop, atau di lemari yang terkunci. "Apa gunanya?" tanyanya suatu pagi, sambil memandang tumpukan tulisan yang tak pernah dilihat mata orang lain. Seperti taman yang indah tapi tak boleh dimasuki siapapun. Lama-lama, bunga-bunga kata itu layu sendiri, terlupakan.
Pernahkah kita berpikir: tulisan yang tak dibagikan ibarat lampu yang tak dinyalakan? Ia punya potensi menerangi, tapi tetap gelap karena tersimpan rapat. Di era di mana setiap orang bisa menjadi penerbit, mengapa kita masih ragu? Bayangkan jika setiap cerita, opini, atau pengetahuan yang kita tumpahkan di kertas bisa menjadi jembatan bagi seseorang di seberang sana. Sebuah ide yang menginspirasi anak muda di Surabaya, atau menghibur seorang ibu di Aceh.
Inilah saatnya menjadikan Kompasiana sebagai "perpustakaan hidup" milikmu. Setiap artikel yang kamu terbitkan bukan sekadar arsip digital, melainkan undangan untuk berdialog, kesempatan untuk tumbuh dari komentar pembaca, dan warisan pengetahuan yang terus mengalir. Di sini, tulisanmu bisa bertemu dengan jutaan mata tanpa perlu melalui gerbang redaksi yang ketat. Bayangkan: satu artikel tentang resep tradisionalmu bisa menyelamatkan kuliner langka, curhat tentang perjuangan finansialmu mungkin jadi pelipur lara bagi seorang kepala keluarga, atau analisismu tentang politik desa bisa memantik perubahan.
Menulis tiap hari itu seperti menanam pohon. Tapi jika kita tak pernah membiarkan bijinya tersebar, dari mana hutan pengetahuan akan tumbuh? Mulailah dengan menerbitkan satu tulisan pekan ini. Biarkan karyamu bernapas, berjalan-jalan di media sosialmu, atau bahkan media cetak lokal. Jangan biarkan kata-kata mati mengenaskan di kuburan draft. Sebab di dunia yang semakin bising ini, suaramu mungkin justru obat yang dibutuhkan seseorang—dan Kompasiana bisa menjadi apotek tempatmu berbagi resep kehidupan.
Semangat menulis! ✍️🔥 Setiap kata yang kamu lepaskan hari ini bisa menjadi lentera bagi pejalan yang tersesat di malam esok.