Press ESC to close

Mengupas Karakter Orator Ideal dan Mengapa Retorika Itu Penting Dipelajari

  • Mei 22, 2025
  • 3 minutes read

Halo, teman-teman! Kita sudah banyak membahas tentang pentingnya moral dan tujuan mulia dari retorika. Nah, sekarang yuk kita lihat lebih dekat, seperti apa sih sosok orator ideal menurut Quintilianus? Dan mengapa beliau sangat percaya bahwa retorika itu perlu dipelajari oleh setiap orang?

Mengenal Si Orator Ideal: Perpaduan Hati dan Pikiran

Setelah kita tahu bahwa retorika itu bukan cuma soal menang debat, tapi tentang menyampaikan kebenaran dengan baik, muncullah gambaran seorang orator yang sempurna. Bagi Quintilianus, orator ideal ini bukan sekadar orang yang pandai bicara, tapi juga seorang pribadi yang utuh.

Bayangkan saja:

  • Ia Ahli Berbicara: Tentu saja, ini adalah dasar. Orator ideal punya kemampuan merangkai kata-kata, menyusun argumen, dan menyampaikannya dengan begitu jelas dan meyakinkan.
  • Mampu Membimbing Masyarakat: Kemampuan bicaranya digunakan untuk tujuan yang lebih besar. Ia bisa mengarahkan, mempengaruhi, dan membimbing masyarakat ke arah yang lebih baik, bukan malah menyesatkan.
  • Terampil Membela Kebenaran dan Mengkritik Kesalahan: Orang ini punya keberanian dan kecerdasan untuk berdiri tegak di atas kebenaran. Ia tidak gentar membela apa yang benar dan tidak ragu untuk mengkritik atau meluruskan apa yang keliru, selalu dengan landasan argumen yang kuat dan etika yang dijaga.
  • Menjalankan Apa yang Diucapkan: Ini adalah kunci kredibilitas. Orator ideal adalah orang yang konsisten antara perkataan dan perbuatannya. Apa yang ia sampaikan, itulah yang ia jalani. Orang-orang akan percaya padanya karena melihat integritas dalam dirinya.
  • Tidak Mudah Takut atau Kecewa: Jalan seorang orator penuh tantangan. Mungkin ada penolakan, kritik, atau hambatan. Namun, orator ideal memiliki mental yang tangguh, tidak mudah menyerah atau patah semangat.
  • Fokus pada Menjadi Lebih Baik dan Memberikan Manfaat: Tujuannya selalu mulia. Ia tak pernah berhenti belajar dan berkembang, dan setiap kemajuan yang ia raih, ia gunakan untuk memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungannya.
  • Menyampaikan secara Patut Jika Manfaat dan Kebenaran Belum Pasti: Ada kalanya kita belum punya semua jawaban atau kebenaran belum sepenuhnya terungkap. Orator ideal tahu kapan harus berbicara dengan hati-hati, tidak memaksakan sesuatu yang belum pasti, dan selalu mengutamakan manfaat bagi semua.

Keren sekali, ya? Orator ideal ini bukan cuma ahli bahasa, tapi juga seorang pemimpin, seorang pemikir, dan seorang pribadi yang berintegritas tinggi.


Mengapa Retorika Penting Dipelajari? Asumsi Dasar Quintilianus

Melihat betapa dalamnya makna retorika dan betapa idealnya sosok orator, wajar jika Quintilianus sangat menekankan pentingnya pendidikan retorika. Ada beberapa asumsi dasar yang melandasi pemikirannya ini:

  • Manusia Adalah Makhluk Rasional yang Berbicara: Quintilianus percaya bahwa yang membedakan manusia dari makhluk lain adalah kemampuan kita untuk berpikir (rasio) dan berbicara. Kedua hal ini saling terkait. Kita bisa mengolah pikiran dan kemudian menyampaikannya melalui kata-kata. Jadi, mengembangkan kemampuan bicara berarti mengembangkan esensi kemanusiaan kita.
  • Retorika Adalah Seni yang Kompleks dan Perlu Dipelajari: Ini bukan soal bakat alami semata. Quintilianus melihat retorika sebagai sebuah seni yang rumit dan mendalam. Ia punya kaidah, teknik, dan filosofi. Sama seperti melukis atau bermain musik, retorika juga perlu diajarkan, dilatih, dan diasah secara serius. Ini bukan sesuatu yang bisa kita kuasai begitu saja.

Singkatnya, Quintilianus melihat retorika bukan sekadar keahlian, melainkan fondasi penting bagi pengembangan manusia seutuhnya. Dengan belajar retorika, kita tidak hanya menjadi pembicara yang lebih baik, tapi juga pemikir yang lebih jernih dan individu yang lebih berintegritas.

Mas Wicarita

Founder WIcarita, portal untuk Knowledge Management System

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *