Press ESC to close

Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi

  • Apr 18, 2025
  • 2 minutes read
1.png

Bayangkan sebuah ruang kelas di sekolah dasar. Seorang guru dengan sabar menjelaskan pelajaran matematika, sementara murid-murid duduk rapi, mendengarkan dengan antusias. Guru itu mengatur semua langkah: kapan belajar, apa yang dipelajari, dan bagaimana cara menilainya. Inilah Pedagogi—metode pembelajaran yang berpusat pada guru, dirancang untuk membimbing anak-anak. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani: Paid (anak) dan Agogos (memimpin). Seperti seorang pemandu wisata, guru "memegang peta" dan menentukan setiap tujuan belajar. Pedagogi dominan di sekolah formal, di mana struktur dan kontrol guru sangat penting untuk membentuk dasar pengetahuan anak.

2.png

Tapi bagaimana jika muridnya bukan anak-anak, melainkan orang dewasa? Misalnya, seorang karyawan yang mengambil kursus online untuk meningkatkan skill-nya. Di sini, Andragogi berperan. Kata ini juga berasal dari Yunani: Andra (dewasa) dan Agogos (memimpin). Berbeda dengan anak-anak, orang dewasa sudah punya pengalaman hidup, lebih mandiri, dan ingin belajar hal yang langsung bisa diterapkan. Menurut Sudjana dan Knowles, andragogi adalah seni dan ilmu membantu orang dewasa belajar. Mereka tidak butuh "pemandu wisata", tapi lebih seperti teman diskusi yang mendorong mereka mengeksplorasi masalah nyata. Misalnya, seorang ibu yang belajar bisnis online: ia ingin tahu cara mengatasi masalah pemasaran, bukan sekadar teori ekonomi.

3-1.png

Lalu, bagaimana jika seseorang tidak hanya mandiri, tapi juga sepenuhnya menentukan jalur belajarnya sendiri? Inilah Heutagogi—belajar yang ditentukan oleh diri sendiri (self-determined learning). Konsep ini diperkenalkan oleh Hase dan Kenyon pada tahun 2000. Heutagogi berasal dari Heuta (diri) dan Agogos (memimpin). Di sini, pembelajar adalah agen utama yang memilih apa, bagaimana, dan kapan belajar. Misalnya, seorang desainer grafis yang belajar coding secara otodidak melalui YouTube, forum online, dan proyek pribadi. Ia tak hanya menguasai keterampilan (competency), tapi juga memahami proses belajarnya sendiri (capability). Pendekatannya non-linear, seperti menjelajahi hutan tanpa peta, tetapi dengan kepercayaan diri untuk menemukan jalannya.


Perbedaan Utama dalam Satu Kalimat

  • Pedagogi: "Ayo ikuti langkah saya!" (Guru sebagai pemandu).

  • Andragogi: "Mari diskusikan solusi bersama!" (Pembelajar dewasa sebagai mitra).

  • Heutagogi: "Jelajahi duniamu sendiri!" (Pembelajar sebagai penjelajah mandiri).


Penerapan dalam Kehidupan

  • Pedagogi: Cocok untuk pendidikan dasar, seperti mengajarkan membaca atau matematika.

  • Andragogi: Ideal untuk pelatihan profesional, kursus keterampilan, atau pendidikan non-formal.

  • Heutagogi: Efektif untuk pengembangan diri, inovasi, atau bidang yang terus berkembang seperti teknologi.

Mas Wicarita

Founder WIcarita, portal untuk Knowledge Management System

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *