Press ESC to close

Pelajaran Hidup dari Sang Guru Retorika Quintilianus

  • Mei 22, 2025
  • 3 minutes read

Quintilianus, dengan segala kebijaksanaannya, meninggalkan kita dengan beberapa permata pemikiran yang bisa jadi panduan dalam kehidupan sehari-hari:

  • Berjanji Hanya Saat Perlu, Agar Tetap Terhormat: Ini pelajaran penting tentang integritas dan kredibilitas. Di dunia serba cepat ini, kadang kita mudah sekali mengucapkan janji, bahkan untuk hal-hal kecil. Quintilianus mengajarkan kita untuk tidak mudah mengobral janji. Berjanjilah hanya ketika Anda benar-benar yakin bisa menepatinya dan ketika janji itu memang diperlukan. Mengapa? Karena dengan begitu, setiap janji yang keluar dari mulut kita akan memiliki bobot dan nilai. Orang akan menghormati kita dan percaya pada setiap perkataan kita. Ini adalah fondasi penting untuk membangun kepercayaan, baik dalam komunikasi maupun dalam relasi.

  • Orang yang Sok Pintar di Antara Orang Bijak Akan Tampak Bodoh: Pernahkah Anda bertemu seseorang yang selalu ingin terlihat paling tahu, paling benar, dan paling pintar di setiap kesempatan? Quintilianus punya "tamparan" halus untuk kita semua: jika kita terlalu sibuk pamer kepintaran di antara orang-orang yang memang bijaksana, justru kita akan terlihat bodoh. Pelajaran di sini adalah kerendahan hati. Orang yang benar-benar bijak tidak perlu mengklaim kepintarannya. Mereka membiarkan pengetahuan dan kebijaksanaan mereka terpancar melalui tindakan dan perkataan yang substansial, bukan sekadar basa-basi atau upaya untuk mendominasi percakapan. Lebih baik menjadi pendengar yang baik dan belajar, daripada sibuk memamerkan apa yang kita kira kita tahu.

  • Pembohong Harus Memiliki Ingatan yang Baik: Ini adalah peringatan yang sangat praktis dan tajam. Siapa pun yang terbiasa berbohong atau memanipulasi kebenaran, cepat atau lambat, akan terjebak dalam jaring kebohongannya sendiri. Mengapa? Karena untuk mempertahankan kebohongan, seseorang harus mengingat semua kebohongan yang pernah diucapkan agar tidak kontradiktif. Ini adalah beban yang sangat berat dan hampir mustahil untuk dipertahankan dalam jangka panjang. Sebaliknya, kebenaran itu sederhana dan tidak membutuhkan ingatan ekstra. Pelajaran ini mengajarkan kita pentingnya kejujuran. Jujur mungkin terasa sulit di awal, tetapi jauh lebih ringan dan damai dalam jangka panjang.

  • Lebih Baik Bodoh Daripada Menggunakan Akal untuk Menghancurkan Sesama: Ini adalah puncak dari pemikiran moral Quintilianus. Ia menempatkan kebaikan hati dan tujuan mulia di atas kecerdasan semata. Apa gunanya punya akal yang cerdas dan kemampuan berbicara yang hebat jika semua itu hanya digunakan untuk merugikan, menipu, atau menghancurkan orang lain? Quintilianus dengan tegas menyatakan bahwa lebih baik menjadi orang yang "tidak terlalu pintar" tapi tulus dan berbuat baik, daripada menjadi sangat cerdas namun menggunakan kecerdasannya untuk kejahatan. Ini adalah pengingat keras bahwa kecerdasan tanpa moral adalah bahaya, dan tujuan utama dari akal kita adalah untuk membangun, bukan menghancurkan.

Mas Wicarita

Founder WIcarita, portal untuk Knowledge Management System

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *