Pernah nggak sih, kamu mendengar seseorang bicara, tapi kok rasanya susah banget dipahami? Atau mungkin kamu sendiri yang pernah merasa "mati gaya" alias kehabisan akal saat ingin menyampaikan sesuatu, padahal idemu sudah bagus?
Dalam dunia komunikasi, ada beberapa kebiasaan atau "jebakan" yang bisa membuat penyampaian kita jadi kurang efektif, bahkan bisa bikin audiens bosan atau bingung. Aristoteles pun sudah menyoroti hal ini ribuan tahun lalu. Yuk, kita kenali apa saja penyebab "mati gaya" ini agar kita bisa menghindarinya!
1. Kata Majemuk yang Salah Guna: Bikin Bahasa Jadi "Berbelit"!
Bayangkan kamu sedang membaca kalimat seperti: "Proses sinkronisasi data interkoneksi antarsistem perlu dioptimalisasi demi efisiensi dan peningkatan kapabilitas fungsionalitas." Pusing nggak bacanya?
Nah, ini contoh penggunaan kata majemuk yang salah guna atau terlalu berlebihan. Maksudnya, kata-kata yang terdiri dari gabungan dua kata atau lebih yang seringkali terdengar 'tinggi' atau 'resmi', tapi kalau dipakai tidak pada tempatnya malah bikin pesan jadi kabur.
- Contoh: Daripada bilang "optimalisasi kapabilitas fungsionalitas", kenapa tidak langsung "memaksimalkan fungsi" atau "membuat lebih efisien"?
- Jebakan: Orang sering merasa kalau pakai kata-kata rumit, mereka akan terlihat lebih pintar. Padahal, justru bisa bikin audiens sulit mencerna.
Tips: Gunakan bahasa yang sederhana dan lugas. Tujuan utama kita adalah agar pesan sampai, bukan pamer kosakata.
2. Terlalu Banyak Kata Asing: Bikin Audiens "Ngelag"!
Kamu pasti pernah dengar orang bicara campur-campur bahasa, kan? "This problem is very challenging, so we need to have a great solution with good impact."
Kalau sesekali pakai kata asing yang memang sudah umum atau tidak ada padanannya dalam bahasa kita, itu wajar. Tapi, kalau terlalu banyak kata asing yang sebenarnya ada padanannya dalam bahasa sendiri, itu bisa bikin audiens "ngelag" alias butuh waktu lebih untuk memproses informasinya.
- Jebakan: Seringkali dianggap keren atau modern. Namun, bagi audiens yang tidak terbiasa, ini bisa jadi penghalang pemahaman.
Tips: Selalu prioritaskan bahasa yang paling dipahami oleh audiensmu. Kalau memang harus pakai kata asing, pastikan audiens familier atau jelaskan maknanya.
3. Penggunaan Epitet yang Tidak Tepat atau Berlebihan: Pujian/Sifat yang "Gombal"!
Epitet adalah kata sifat atau frasa yang dilekatkan pada seseorang atau sesuatu untuk menggambarkan kualitasnya. Contohnya: "pahlawan gagah berani", "raja bijaksana".
Masalah muncul ketika penggunaan epitet itu tidak tepat atau berlebihan.
- Tidak Tepat: Misalnya, memanggil seseorang yang biasa-biasa saja sebagai "sang revolusioner ulung" padahal dia tidak melakukan revolusi apapun. Jadi terdengar aneh dan tidak tulus.
- Berlebihan: Misalnya, setiap menjelaskan sesuatu selalu menggunakan superlatif: "Ini adalah produk terbaik sepanjang masa, dengan fitur-fitur paling revolusioner, yang akan mengubah hidup Anda selamanya." Terlalu banyak pujian yang tidak proporsional bisa membuat audiens merasa digombali atau justru jadi skeptis.
Jebakan: Ingin membuat pesan terdengar hebat atau berkesan, tapi malah jadi klise atau tidak autentik.
Tips: Gunakan epitet secukupnya dan pastikan memang sesuai dengan kenyataan. Keaslian lebih penting daripada "kemewahan" kata.
4. Analogi atau Ilustrasi yang Tidak Sesuai: Malah Bikin Bingung!
Analogi dan ilustrasi itu alat yang sangat ampuh untuk menjelaskan konsep rumit menjadi sederhana (seperti yang sering saya pakai di blog ini!). Tapi, kalau analogi atau ilustrasinya tidak sesuai, justru bisa jadi bumerang.
- Contoh: Kamu ingin menjelaskan tentang pentingnya kerja sama tim, tapi analogimu tentang cara membuat kue yang rumit dan tidak semua orang tahu. Jadi, bukannya paham kerja sama tim, audiens malah bingung cara bikin kuenya.
- Jebakan: Terlalu fokus pada keunikan ilustrasi, lupa apakah ilustrasi itu benar-benar bisa menjelaskan ide utama.
Tips: Pastikan analogi atau ilustrasimu: * Sederhana: Mudah dipahami oleh semua audiens. * Relevan: Benar-benar mirip dengan konsep yang ingin dijelaskan. * Umum: Sesuatu yang dikenal banyak orang.
Jadi, lain kali kamu ingin menyampaikan sesuatu, ingatlah empat jebakan "mati gaya" ini. Kuncinya adalah kesederhanaan, kejelasan, ketulusan, dan relevansi. Dengan menghindarinya, pesanmu akan lebih mudah sampai dan kamu pun akan jadi komunikator yang lebih efektif!