Press ESC to close

Pernikahan: Jalan Tak Terduga Menuju Tuhan

  • Mei 16, 2025
  • 3 minutes read

Aku masih ingat wajah Ustadz Farid yang sedih itu.

"Anak-anak muda sekarang," keluhnya sambil merapikan sajadah, "banyak yang bilang mau fokus ibadah dulu, nikah nanti saja. Mereka pikir pernikahan akan mengganggu hubungannya dengan Allah."

Aku mengangguk paham. Dulu, aku pun berpikir begitu.

"Tapi Ustadz, bukankah hidup sendiri lebih tenang untuk beribadah?" tanyaku.

Dia tersenyum, lalu menunjuk sepasang suami-istri yang sedang berwudhu bersama.

"Lihat itu. Mereka saling mengingatkan untuk shalat, berpuasa sunnah bersama, bahkan berebutan sedekah. Mana lebih baik—beribadah sendirian, atau berdua saling mendorong ke surga?"


Pernikahan dalam Islam: Bukan Sekadar Kontrak Sosial

Rasulullah SAW bersabda:
"Jika seorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Maka bertakwalah ia pada separuh yang tersisa." (HR. Baihaqi)

Pernikahan dalam Islam bukan sekadar urusan cinta atau kebutuhan biologis. Ia adalah ritual ibadah yang mengubah dua orang biasa menjadi tim pendakwah mini—saling mengingatkan dalam kebaikan.

Seperti dua pendaki gunung yang diikat tali satu sama lain. Jika satu hampir terjatuh, yang lain menariknya kembali.


Kisah Dua Cermin

Ada sepasang suami-istri di zaman Tabi'in bernama Ubaid dan istrinya. Setiap malam, mereka berebutan untuk shalat tahajud.

Suatu hari, Ubaid sengaja tidak membangunkan istrinya karena kasihan. Paginya, sang istri justru marah:
"Kenapa kau tidak membangunkanku? Aku ingin menjadi saksi kebaikanmu di akhirat nanti!"

Mereka paham: pernikahan adalah kompetisi untuk saling mendahului dalam kebaikan, bukan arena saling menuntut hak.


Tiga Mukjizat Pernikahan yang Jarang Dibicarakan

  1. Cermin Diri
    Pernikahan memaksa kita melihat semua sisi buruk diri sendiri—egoisme, kemalasan, ketidaksabaran. Seperti kata Ali bin Abi Thalib:
    "Istri adalah cermin suaminya. Jika ia melihat kebaikan, pertahankan. Jika melihat keburukan, perbaiki."

  2. Sekolah Sabar
    Tidak ada ujian kesabaran sehebat hidup berdua dengan manusia berbeda pemikiran. Tapi justru di situlah pahala bertumbuh.

  3. Laboratorium Cinta Ilahi
    Dengan belajar mencintai pasangan yang tidak sempurna, kita memahami betapa besar cinta Allah yang tetap mencintai kita meski penuh kekurangan.


Ketika Langit Menyaksikan Ikatan Suci

Allah berfirman dalam hadits qudsi:
"Aku akan melihat kepada mereka (suami-istri) yang saling mencintai karena-Ku. Tidak ada yang bisa memutuskan cinta seperti ini kecuali kematian."

Pernikahan yang ikhlas adalah seperti mihrab berjalan—setiap pelukan, setiap kata baik, bahkan setiap bertengkar lalu berdamai, bisa bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah.


Penutup: Pernikahan adalah Doa yang Hidup

Seorang guru pernah berkata:
"Jangan nikah karena cinta. Nikahlah agar cintamu pada Allah bertambah."

Karena sejatinya, rumah tangga adalah:

  • Mushalla tempat kalian shalat berjamaah

  • Pesantren tempat kalian belajar sabar

  • Medan jihad melawan ego sendiri

Maka, apakah pernikahan mengganggu ibadah?
Justru, dialah ibadah itu sendiri.


💬 Renungan:
"Jika hari ini aku masih sendiri, apakah aku sudah mempersiapkan diri menjadi pasangan yang akan mengantarkan seseorang lebih dekat pada Allah?"

Mas Wicarita

Founder WIcarita, portal untuk Knowledge Management System

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *