Press ESC to close

Retorika: Bukan Cuma Soal Omong Kosong, Tapi Punya "Kekuatan Super"!

  • Mei 21, 2025
  • 3 minutes read

Kita sering dengar kata "retorika" itu negatif, seolah cuma omongan manis yang nggak ada isinya. Padahal, kalau kita paham, retorika itu punya "kekuatan super" yang bisa kita gunakan untuk banyak hal baik. Aristoteles, si bapak retorika, menyebutkan ada empat kemampuan utama retorika yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja itu? Yuk, kita intip!


1. Korektif: Meluruskan yang Bengkok, Menerangi yang Gelap

Pernah nggak sih, kamu lihat ada teman yang salah paham tentang sesuatu, atau ada berita yang simpang siur? Nah, di sinilah kemampuan korektif retorika berperan.

Bayangkan kamu punya teman yang percaya kalau bumi itu datar. Ini kan tidak benar. Dengan kemampuan retorika yang korektif, kamu bisa membenarkan yang benar (bahwa bumi itu bulat) dan menyalahkan yang salah (pemahaman bahwa bumi itu datar). Caranya bukan dengan marah-marah atau mengejek, tapi dengan menyampaikan fakta, bukti, dan penjelasan yang logis, sehingga temanmu bisa memahami kebenaran tersebut dengan sendirinya. Ini seperti jadi "pelurus" kebenaran, membantu orang melihat hal yang sebenarnya.


2. Instruktif: Mengajak dan Mengarahkan (Kayak Pelatih Bola!)

Kalau kemampuan yang satu ini, bayangkan kamu adalah pelatih tim sepak bola. Kamu ingin timmu menang, kan? Kamu akan mendorong atau memerintah mereka untuk melakukan formasi tertentu, berlari lebih cepat, atau mengoper bola dengan tepat. Ini adalah kemampuan instruktif.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan ini. Misalnya:

  • Orang tua yang menyuruh anaknya belajar.
  • Guru yang mengarahkan muridnya untuk mengerjakan tugas.
  • Pemimpin tim yang mendorong anggotanya mencapai target.

Di sini, retorika dipakai untuk memberikan arahan yang jelas dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu. Kita tidak hanya memberi tahu, tapi juga memberi tahu bagaimana dan mengapa mereka harus melakukannya.


3. Sugestif: Menggerakkan Tanpa Perintah (Lembut tapi Kuat!)

Nah, ini kemampuan yang lebih halus tapi sama kuatnya, yaitu sugestif. Kalau instruktif itu seperti perintah langsung, sugestif itu lebih seperti "bisikan" yang menggerakkan orang tanpa perlu perintah eksplisit.

Contohnya:

  • Kamu melihat seorang anak kecil bermain di dekat jurang. Daripada berteriak "Jangan ke sana!", kamu mungkin berkata, "Ayo, Nak, di sini ada mainan yang lebih seru!" Kamu tidak melarang langsung, tapi kamu menggerakkan anak itu menjauh dari bahaya dengan cara yang menarik.
  • Seorang penjual yang tidak langsung bilang "Beli ini!", tapi menjelaskan betapa enaknya makanan itu, baunya yang menggoda, atau bagaimana makanan itu bisa membuat harimu lebih baik. Ini menggerakkan keinginanmu untuk membeli.

Kemampuan sugestif ini sangat efektif karena membuat orang merasa keputusan itu datang dari diri mereka sendiri, padahal kita yang mengarahkan.


4. Defensif: Mempertahankan Diri dan Kebenaran (Jadi Pengacara Ide!)

Terakhir, ada kemampuan defensif. Ini seperti kamu jadi pengacara yang membela klienmu atau ide-idemu. Kemampuan ini dipakai untuk mempertahankan diri atau kebenaran dari serangan.

Misalnya:

  • Kamu dituduh melakukan kesalahan yang tidak kamu perbuat. Dengan retorika defensif, kamu bisa menjelaskan posisimu, membantah tuduhan dengan bukti, dan meyakinkan orang bahwa kamu tidak bersalah.
  • Ada orang yang menyerang nilai-nilai atau keyakinan yang kamu pegang teguh. Kamu bisa menggunakan retorika untuk mempertahankan nilai-nilai itu, menjelaskan mengapa itu penting, dan mengcounter argumen yang menyerang.

Kemampuan ini penting agar kita tidak pasrah ketika diserang atau ketika kebenaran diinjak-injak. Kita bisa menyuarakan pembelaan kita dengan lugas dan meyakinkan.


Jadi, retorika itu bukan hanya alat untuk bicara, tapi sebuah perangkat lengkap yang memungkinkan kita untuk mengoreksi kesalahan, memberi arahan, menggerakkan hati, dan membela apa yang kita yakini. Dengan memahami keempat kemampuan ini, kita bisa menjadi komunikator yang lebih cerdas dan efektif dalam berbagai situasi!

 

Mas Wicarita

Founder WIcarita, portal untuk Knowledge Management System

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *